Surakarta, LENSAPRONEWS – Ditengah maraknya jajanan modern, kue pancong masih bertahan sebagai pilihan kudapan tradisional yang digemari banyak orang. Salah satu penjual yang menjajakan kue pancong ini yang berjualan di depan Alfamidi Jalan Bhayangkara Nomor 50, Panularan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, sejak 2 tahun lalu.
Kedai ini buka setiap hari dari pukul 10.00-22.00 WIB. Kue ini memiliki aroma khas dari adonan kue pancong yang dibakar di atas cetakan khas menyapa siapa pun yang melintas. Kue pancong ini memiliki tekstur garing di luar, namun lembut dan legit di bagian dalam, berpadu dengan berbagai varian di atasnya. Varian pancong pocong sangat beragam yaitu rasa coklat, cheese, red velvet, taro, tiramisu, cappucino, meses susu, strawberry, green tea, keju susu. Selain itu juga ada Varian Best sellernya, nutella, chocomaltine, bisa cofflotus, dengan beberapa topping oreo, meses, milo, keju, red crumble, choco chip, almond slice.
Dalam sehari, ia bisa mendapatkan uang dari Rp. 500.000 hingga Rp. 600.000, terutama saat cuaca cerah. Harga kue pancong ini berbeda beda tergantung dengan varian atau toppingnya, harga mulai dari 10.000-an untuk yang setengah loyang, sedangkan yang satu loyang di harga 16.000-an. Selain rasanya yang enak, harga terjangkau inilah yang membuat pembeli terus berdatangan, dari pelajar hingga warga sekitar.
Kue pancong, dengan segala kesederhanaannya, masih menjadi pengingat akan kekayaan kuliner lokal yang patut dilestarikan. Di tengah gempuran tren makanan viral, jajanan tradisional ini membuktikan bahwa rasa yang otentik tak akan pernah ketinggalan zaman.
Penulis: Eka Nisaaturriskiyana