Solo, (13/05/2025)— Di tengah gempuran minuman kekinian yang viral di mana-mana, ada satu minuman tradisional yang tetap bertahan dan dicintai warga Solo yaitu Es Kapal milik Pak Deki. Pria berusia 44 tahun ini sudah berjualan sejak tahun 2019, setia mangkal di kawasan Penumping Solo dengan gerobaknya yang unik berbentuk kapal.
Tak sekadar menjual minuman, Pak Deki punya misi mulia: melestarikan budaya kuliner khas Solo. “Saya ingin budaya Solo tetap hidup, terutama lewat jajanan tradisional seperti ini,” Ujar Pak Deki. Pak Deki percaya bahwa minuman sederhana seperti es kapal bisa menjadi pengingat akan masa kecil dan akar budaya yang tak boleh dilupakan.
Es kapal sendiri terbuat dari campuran santan, susu, gula, dan sirup, lalu ditambahkan roti tawar yang dicelup dan dilumuri susu cokelat di atasnya. Rasanya manis, segar, dan mengenyangkan. Meski tampilannya sederhana, es kapal Pak Deki selalu berhasil mencuri perhatian, terutama karena bentuk gerobaknya yang menyerupai kapal inilah asal mulanya diberi nama “Es Kapal”.

Setiap harinya, Pak Deki membeli sendiri semua bahan baku dari pasar. Beliau tak pernah berpindah tempat berjualan, dan hanya mangkal di satu lokasi yang sama sejak awal berdagang. Pembelinya datang dari berbagai kalangan, mulai dari anak muda hingga orang tua. Waktu paling ramai biasanya sore hari, terutama saat cuaca cerah.
Satu hal yang membuat pelanggan betah adalah pelayanan Pak Deki yang ramah. Ia tak segan mengantar es kapal langsung ke tempat duduk pelanggan, sehingga mereka merasa lebih nyaman.
Dengan harga hanya Rp5.000 per porsi, es kapal Pak Deki tak hanya menawarkan kesegaran, tetapi juga kenangan, nilai budaya, dan kehangatan dari seorang penjual yang tulus menjaga tradisi kota kelahirannya.