Boyolali, LENSAPRONEWS – Memulai dari hobi yang ditekuninya sejak SMP, Fahril Sidik seorang pria berusia 28 tahun asal Desa Jaksari, Kelurahan Sobokerto, Kecamatan Ngeplak, Boyolali, kini berhasil mengelola usaha barbershop dengan penghasilan yang cukup menjanjikan. Sejak resmi membuka usahanya pada Januari 2025 lalu, Fasril mencatat omset bulanan rata-rata mencapai Rp7 hingga Rp8 juta.
Barbershop milik Fahril menyediakan layanan potong rambut dengan harga yang terjangkau. Untuk potong standar dikenakan tarif Rp15.000, sedangkan layanan paket lengkap—yang mencakup potong rambut, keramas, pijat ringan, dan pemberian vitamin rambut—dikenakan tarif Rp18.000. Tempat cukur ini juga melayani potong rambut untuk anak-anak, meskipun belum membuka layanan untuk pelanggan perempuan.
Menurut Fahril, gaya rambut yang paling sering diminati oleh pelanggan saat ini adalah potongan busfet. Potongan ini berbentuk setengah lingkaran yang ditipiskan hingga bagian bawah kepala, berbeda dengan potongan mulet yang lebih fokus pada bagian belakang. “Busfet itu potongan yang bisa dua jari atau lebih tinggi, jadi kelihatan lebih rapi tapi tetap gaya”. Ujar Fahril..
Tidak hanya potong rambut, Fahril juga menyediakan layanan semir rambut. Untuk semir hitam, tarif yang dikenakan adalah Rp30.000, sedangkan untuk semir warna atau bleaching, tarifnya Rp50.000 karena proses pengerjaannya membutuhkan waktu dan ketelitian lebih.
Barbershop ini buka setiap hari mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai maupun menggunakan dompet digital seperti DANA. Ketika kondisi sedang ramai, waktu tunggu rata-rata berkisar antara 15 hingga 20 menit.
Fahril mengaku kecintaannya pada dunia potong rambut sudah tumbuh sejak duduk di bangku SMP. Saat itu, ia kerap memotong rambut teman-temannya meski masih belajar secara otodidak. Kini, dengan pengalaman dan keterampilan yang semakin matang, ia mampu mengelola usahanya sendiri dan menjadikannya sebagai sumber penghasilan utama.
Sebagai pesan untuk anak-anak muda yang ingin menekuni usaha serupa, Fahril berpesan agar tidak ragu memulai dari hal kecil. “Yang penting punya niat dan kemauan untuk belajar. Kalau sudah niat, menguasai ilmunya, insyaallah ketika buka sendiri nanti akan lebih mudah dan lancar”. Ujar Fahril..
Dengan semangat dan ketekunan, Fasril Siddiq menjadi contoh nyata bahwa hobi yang ditekuninya sejak remaja bisa tumbuh menjadi peluang usaha yang tidak hanya menguntungkan, tapi juga menginspirasi.
Penulis: Hafidz Amrulloh