Solo, 26 Juni 2025 – Kirab kebo bule kembali digelar sebagai bagian dari tradisi budaya Grebeg yang rutin dilaksanakan oleh Keraton Surakarta. Tradisi ini tidak hanya menjadi simbol warisan budaya Jawa, tetapi juga menyedot perhatian warga dan wisatawan yang ingin menyaksikan langsung keunikan prosesi ini.
Salah satu warga yang hadir dalam kirab tersebut adalah Adell (21), warga Gumpang, Sukoharjo. Saat ditemui di lokasi, Adell mengaku sangat antusias menyaksikan kirab ini. “Saya sedang menyaksikan kirab kebo yang merupakan bagian dari tradisi budaya Grebeg di Solo,” ujarnya.
Kirab kebo biasanya digelar menjelang bulan Suro dalam penanggalan Jawa. Dalam prosesi ini, kebo bule (kerbau albino) yang dianggap suci oleh masyarakat, diarak dari Keraton Surakarta menuju Alun-alun Utara. Kegiatan ini tidak hanya sakral, tapi juga penuh kemeriahan dan menjadi daya tarik wisata budaya.
Menurut Adell, banyak pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kirab ini. “Yang terlibat biasanya para abdi dalem keraton, petani, dan warga sekitar yang ikut mengarak kebo bule dari Keraton Surakarta,” jelasnya. Alasan Adell hadir menyaksikan kirab ini pun cukup mendalam, “Karena kirab ini unik dan hanya ada di Solo. Selain itu, saya ingin lebih mengenal budaya Jawa dan tradisi keraton,” tambahnya.
Kirab berlangsung dengan suasana yang sangat meriah. Ribuan orang berkumpul di sepanjang jalan rute kirab. Musik gamelan tradisional mengiringi prosesi, menciptakan nuansa khas yang memikat hati para penonton. “Suasananya sangat meriah, banyak orang berkumpul, ada musik tradisional gamelan, dan semua terlihat antusias menyambut kirab kebo ini,” ungkap Adell.
Tradisi kirab kebo bukan sekadar pertunjukan budaya, melainkan warisan leluhur yang terus hidup dan dijaga oleh masyarakat Solo. Kehadiran generasi muda seperti Adell menjadi bukti bahwa kecintaan terhadap budaya lokal masih kuat dan patut untuk terus dilestarikan.
Penulis: Farel Pradana Kornelius