Kartasura, LENSAPRONEWS – Di tengah persaingan kuliner yang semakin beragam, Ibu Surti (50) tetap setia menjajakan masakan Jawa sejak 25 Agustus 2003. Sudah lebih dari 20 tahun, beliau berjualan di Jalan Benowo, Mahamhaji, Kartasura, Jawa Tengah. Masakan yang dijual setiap pagi menjadi pilihan utama masyarakat sekitar terutama bagi pembeli yang hendak berangkat sekolah atau bekerja.
Menu yang ditawarkan oleh Ibu Surti sangat beragam, mulai dari gudeg, sambal goreng, tumpang, lodeh, gule daun singkong, oseng, soun, oseng sayur, bubur, opor, dan telur. Namun, dua menu yang menjadi favorit dan paling banyak diminati oleh pelanggan adalah sayur asem dan lodeh.
Menurut Ibu Surti, target pasar utamanya adalah warga sekitar. “Kalau pagi biasanya yang beli orang-orang yang mau berangkat sekolah atau kerja”. Ujar Ibu Suryi. Meskipun usaha ini dilakukan secara tradisional, Ibu Surti juga menerima pesanan pribadi melalui WhatsApp dan sesekali mengantarkan langsung makanan ke rumah pelanggan.
Alasan Ibu Surti memilih untuk berjualan masakan Jawa adalah karena kuliner ini masih banyak diminati oleh masyarakat. Selain itu, harga yang dijual juga cukup terjangkau mulai dari Rp7.000 hingga Rp12.000 yang membuat makanannya cocok untuk semua kalangan. “InsyaAllah bisa bertahan lama dibanding membuka usaha lain”. Ujar Ibu Surti
Untuk menjaga kualitas makanan, Ibu Surti menyiapkan masakannya dengan cermat setiap hari. Beliau berbelanja bahan makanan di pasar sehari sebelumnya serta mulai memasak sejak dini hari. Setelah selesai dimasak, makanan langsung disajikan kepada para pelanggan yang ingin membeli di pagi hari.
Usaha sederhana namun konsisten yang dijalani oleh Ibu Surti menunjukkan bahwa kuliner tradisional tetap memiliki tempat di hati masyarakat. Dengan menjaga cita rasa, pelayanan, dan harga yang terjangkau, Ibu Surti membuktikan bahwa keberlangsungan usaha tidak selalu bergantung pada teknologi, tetapi juga pada kejujuran dan ketekunan.
Penulis: Farel Pradana Kornelius