Karanganyar, LENSAPRONEWS — Diusia 66 tahun, Mardjoko masih aktif menjalani aktivitas sebagai Polisi Cepek (Pak Ogah), sebuah pekerjaan relawan di jalan raya yang membantu mengatur arus lalu lintas. Meskipun tidak memiliki penghasilan tetap dan usia tak lagi muda, Mardjoko tetap bertahan dengan semangat ibadah dan pengabdian. Mardjoko mengungkapkan bahwa dirinya tidak secara khusus memilih pekerjaan ini. “Sebenarnya tidak memilih ya. Ini karena sekarang sudah tua, kalau cari kerja yang berat-berat sudah tidak mampu. Alhamdulillah masih diberikan rezeki dari Allah lewat pekerjaan ini,” ujarnya Mardjoko.
Bersama delapan rekan lainnya, Mardjoko tergabung dalam kelompok renjaya (relawan jalan raya) . Para anggota dibagi dalam dua shift. Mardjoko sendiri bertugas di malam hari, mulai pukul 19.00-21.00 WIB. “Kami dibagi shift, masing-masing punya waktu tugas sendiri,” ujarnya.
Mengenai penghasilan, Mardjoko menjelaskan bahwa tidak ada sistem bagi hasil. Setiap anggota menerima hasil dari kerja masing-masing. “Apa yang kita hasilkan menjadi milik kita sendiri. Rezeki dari Allah itu ya kita terima langsung,” jelasnya. Meski penghasilan tidak menentu, ia tetap setia menjalani pekerjaannya. Bukan semata demi uang, tetapi juga karena ingin memberi manfaat bagi para pengguna jalan. “Kita di sini untuk memperlancar arus kendaraan. Supaya tidak ada yang mengurangi kebaikan,” ucapnya.
Saat ditanya apakah penghasilan hariannya mencukupi untuk kebutuhan hidup, Mardjoko menjawab dengan bijak, “Kalau cukup tidak cukup ya tergantung kita masing-masing.” Kisah Mardjoko menjadi potret nyata semangat dan pengabdian tanpa pamrih dari para polisi cepek yang sering kali luput dari perhatian. Dengan niat ibadah dan keikhlasan, ia terus berdiri di tepi jalan, menjaga kelancaran lalu lintas demi kenyamanan sesama.
Penulis: Arbian Lintang Gita Prakosa