Solo (27/05/2025) — Salah satu pusat perbelanjaan yang terletak di Kota Solo yaitu Hartono Trade Center (HTC) kini semakin ramai dikunjungi khususnya oleh kalangan muda. Fenomena ini tidak lepas dari populernya toko-toko thrifting yang hadir di area pusat perbelanjaan tersebut. Thrifting, atau kegiatan membeli pakaian bekas layak pakai kini menjadi bagian dari tren fashion dan gaya hidup berkelanjutan yang banyak digemari oleh generasi muda.
Beberapa toko seperti Blessedluckyy, BD9, BestPartner Fashion dan beberapa toko fashion lainnya menjadi daya tarik utama bagi para pencinta fashion hemat namun tetap bergaya. Toko-toko tersebut menawarkan berbagai pilihan pakaian bekas impor dan lokal yang masih sangat layak pakai, mulai dari jaket, kemeja, kaos, hingga celana dengan harga yang sangat terjangkau. Harga yang dijual dari produk toko-toko tersebut bervariasi, mulai dari harga Rp10.000 hingga Rp200.000 tetapi tergantung pada jenis, brand dan kualitas barang yang tersedia.

Setiap toko umumnya mulai beroperasi sejak pukul 09.00 hingga 18.00 WIB, tetapi ada beberapa toko fashion yang tutup lebih awal seperti pukul 16.00 WIB. “Ada yang tutup jam 5 sore terus ada yang jam 8 malam juga, jadi tergantung yang jual”. Ujar Dita (21) salah satu penjaga toko disitu. Waktu yang tersedia memberikan keleluasaan bagi para pedagang dalam menentukan jadwal operasional tokonya.
Pengelolaan toko yang rapi, penataan produk yang menarik, serta promosi yang menggoda, seperti potongan harga ataupun harga yang dapat ditawar, turut menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Selain harganya yang terjangkau, para pembeli juga menyukai beragam model yang ditawarkan serta kualitas produk yang tetap terjaga

Menurut beberapa pemilik toko, lonjakan pengunjung terjadi terutama pada akhir pekan maupun musim liburan. Banyak di antara mereka yang datang dari luar kota hanya untuk mencari item fashion unik yang tidak tersedia di toko ritel biasa. “Kemarin ada orang Surabaya mampir kesini mbak, diborong baju-baju saya karena katanya banyak yang unik”. Ujar Bu Ninik (50) pemilik dari salah satu penjaga fashion di situ.
Tren thrifting ini juga menunjukkan perubahan gaya masyarakat yang kini lebih sadar terhadap isu lingkungan dan keberlanjutan. Dengan membeli pakaian bekas, konsumen juga turut serta mengurangi limbah tekstil sekaligus memperpanjang siklus hidup sebuah produk fashion.

Hartono Trade Center (HTC) dengan cepat menangkap peluang ini dan memberikan ruang yang cukup bagi pelaku usaha thrifting untuk berkembang. Ke depan, pusat perbelanjaan ini berpotensi menjadi salah satu pusat fashion thrifting terbesar di wilayah Solo dan sekitarnya.
Banyaknya toko thrifting di Hartono Trade Center (HTC), tidak hanya membuat Solo dikenal sebagai kota budaya, tapi juga menunjukkan kalau toko-toko di sini ramah terhadap nilai-nilai budaya, sambil tetap mengikuti gaya hidup anak muda yang kreatif.