Surakarta (22/05/2025), Taman Sriwedari Surakarta adalah salah satu ikon budaya dan Sejarah di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Di bangun pada tahun 1887 oleh Pakubuwono X, Taman Sriwedari ini awalnya berfungsi sebagai tempat rekreasi dan peristirahatan keluarga Kerajaan. Nama “Sriwedari” sendiri terinspirasi dari konsep Taman Surgawi dalam Mitologi Jawa.
Pak Baskoro (49) salah satu seorang yang berjualan di kawasan Taman Sriwedari, dari pengalamannya taman ini tak pernah sepi pengunjung. “Yang datang kesini bukan hanya warga lokal, tapi juga wisatawan mancanegara. Mereka tertarik dengan peninggalan budaya, bangunan bersejarah, dan suasana klasik taman ini. Banyak juga mahasiswa dan pencinta seni yang datang untuk menonton pertunjukan Wayang Orang Sriwedari. Kadang juga keluarga datang sekadar bersantai atau memberi makan rusa”. Ujar Pak Baskoro.
Taman Sriwedari sendiri, menurut cerita yang didengar Pak Baskoro, dibuka pada sekitar Tahun 1902 sebagai tempat rekreasi dan peristirahatan keluarga Kerajaan. Namun, taman ini terbuka untuk umum, dan pengunjung bisa datang mulai pukul 07.00-17.00 WIB.
“Letak strategis, di Jalan Slamet Riyadi No.275, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Surakarta”. Ujar Pak Baskoro.

Menariknya, untuk menikmati taman ini pengunjung tidak perlu membayar tiket masuk. “Cuma membayar parkir saja, motor Rp.2.000 rupiah sedangkan mobil Rp.5.000 rupiah”. Ujar Pak Baskoro.
Meski demikian,menurutnya masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki. “Kondisinya cukup terjaga, tapi masih ada yang buang sampah sembarangan, dan beberapa jalan rusak bisa berbahaya saat hujan, apalagi buat pengendara motor”. Ujar Pak Baskoro.
Bagi pengunjung yang merasa lapar atau haus, tidak perlu khawatir. “Disini banyak penjual makanan dan minuman, ada shelter juga yang jual aneka makanan ringan sampai berat”. Ujar Pak Baskoro sambil menunjuk ke arah deretan lapak kuliner.
Taman Sriwedari biasanya dipadati pengunjung pada saat akhir pekan. “Kalau Sabtu-Minggu ramai, soalnya banyak yang libur kerja dan sekolah”. Ujar Pak Baskoro. Selain itu, taman ini juga kerap menjadi tempat digelarnya berbagai acara. “Ada event bazar makanan, kadang juga konser, seperti Denny Caknan pernah manggung disini”. Ujar Pak Baskoro.
Salah satu daya tarik unik di taman ini adalah kehadiran rusa yang bebas berkeliaran. “Pengunjung bisa beli pakan seharga Rp.10.000 rupiah buat ngasih makan rusa. Biasanya anak-anak seneng banget”. Ujar Pak Baskoro sambil tersenyum.
Di balik rutinitasnya sebagai pedagang, Pak Baskoro menyimpan rasa bangga bisa menjadi bagian dari denyut kehidupan Taman Sriwedari. Dengan segala dinamika yang ada, taman ini tidak hanya menjadi ruang publik yang asri, tetapi juga menjadi panggung bagi interaksi budaya, sejarah, dan Masyarakat Kota Solo.