Solo (8/5/2025), pemandangan sore hari kini semakin berbeda. Alih-alih hanya hiruk pikuk lalu lintas, ruang-ruang terbuka seperti Stadion Manahan dan jalur hijau kota dipenuhi oleh warga yang memilih berlari santai saat senja sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Di tengah tekanan kerja dan rutinitas harian yang padat, joging sore menjadi pilihan favorit untuk menjaga kebugaran sekaligus menghilangkan stres.

Fenomena ini mudah ditemukan antara pukul 4 hingga 6 sore, di mana berbagai kalangan masyarakat, mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga pekerja kantoran yang memadati area-area tersebut.

Menurut para penggemar joging sore, waktu ini dianggap ideal karena udara sudah lebih sejuk setelah panasnya siang hari, dan tubuh pun sudah cukup aktif setelah beraktivitas. Hal ini berbeda dengan joging pagi yang seringkali terasa terburu-buru karena harus dilakukan sebelum memulai kegiatan utama.

Sigit, seorang karyawan swasta yang rutin joging di Manahan, mengungkapkan, “Saya lebih suka joging sore karena tidak terikat waktu, bisa menikmati segarnya udara dan tenangnya suasana senja. Rasanya seperti penutup hari yang menyenangkan.”

Para ahli kesehatan olahraga pun sependapat. Mereka menilai bahwa joging sore tidak hanya meningkatkan kesehatan fisik, seperti fungsi jantung dan paru-paru, tetapi juga sangat baik untuk kesehatan mental. Berlari santai di ruang terbuka terbukti efektif menurunkan hormon stres (kortisol) dan memicu produksi hormon kebahagiaan (endorfin).

Ibnu, seorang atlet lari dan pelatih komunitas lari dari Karanganyar, memberikan saran penting bagi masyarakat yang ingin mencoba joging sore. Ia menekankan pentingnya pemanasan minimal lima menit untuk mencegah cedera, menggunakan pakaian dan sepatu yang nyaman, serta selalu membawa air minum agar tubuh tetap terhidrasi.

Lebih dari sekadar aktivitas individu, joging juga menciptakan ruang sosial baru. Di Solo, bermunculan komunitas-komunitas lari yang rutin berjoging bersama di sore hari. Mereka tidak hanya berlari, tetapi juga bertukar informasi tentang kesehatan, nutrisi, dan tips olahraga.

Saiful, seorang mahasiswa anggota komunitas Joging Bareng Solo, berbagi pengalamannya, “Saya ikut komunitas lari sejak tahun lalu. Selain jadi lebih semangat karena ada teman-teman, kami juga saling mengingatkan tentang pentingnya gaya hidup sehat.”

Meskipun tren ini positif, beberapa warga berharap agar pemerintah terus mengembangkan dan merawat fasilitas joging publik. Mereka menilai bahwa beberapa jalur hijau atau pedestrian di kota masih kurang aman atau nyaman akibat gangguan kendaraan atau kondisi jalan yang kurang baik.

Irfan, seorang warga Pajang, menyampaikan harapannya, “Kalau fasilitasnya ditambah dan kebersihannya dijaga, pasti akan semakin banyak orang tertarik untuk joging. Ini juga merupakan investasi kesehatan jangka panjang.”

Sebagai kesimpulan, joging sore hari di Solo kini bukan hanya sekadar olahraga, tetapi telah menjadi bagian dari gaya hidup sehat masyarakat perkotaan. Dengan manfaat yang dirasakan baik secara fisik maupun mental, serta terbukanya ruang untuk bersosialisasi, tren ini memiliki potensi besar untuk terus berkembang. Kuncinya adalah kesadaran dan dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah, komunitas, dan individu, agar kebiasaan sehat ini dapat terus tumbuh dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *